Sunday, March 20, 2011

Nuklir di Indonesia

Krisis energi telah memaksa manusia untuk berpikir kembali dalam usaha penciptaan sumber energi alternatif. Misal saja energi listrik. Manusia sudah sangat bergantung pada listrik sejak ditemukannya bola lampu oleh Sir Thomas Alpha Edison pada tanggal 21 Oktober 1879. Sejak itu, kebutuhan energi listrik tiap negara terus melonjak sampai sekarang ini. Kalau dulu manusia menggunakan bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik, kini sudah ada teknologi nuklir yang dipandang sebagai sumber energi baru yang sangat efisien dan ramah lingkungan.

PLTN sudah ada di puluhan negara di dunia. Misalnya Amerika, mereka menggantungkan sekitar 85% dari seluruh kebutuhan energi listriknya dari nuklir. Juga di Perancis, mereka diwajibkan untuk menghabiskan daya minimal 15.000 watt. Sedangkan di Indonesia, hanya 450 dan 900 watt saja sering mengalami pemadaman. Ketika kita mau membangun PLTN di Jepara, banyak orang demo tidak menyetujui. Mereka lebih memilih dapat jatah pemadaman daripada harus menerapkan teknologi baru yang mereka pandang berbahaya radiasi. Salah siapa?

Mereka bilang bahwa radiasi nuklir sangat berbahaya. Namun jika semua ditangani oleh tenaga ahli yang profesional, maka bahaya tersebut akan dapat tereliminasi. Bukankah orang Indonesia termasuk golongan orang yang pandai? Lihat saja olimpiade mapel setiap tahun, Indonesia selalu menjadi langganan juara tingkat Internasional. Sebenarnya banyak ahli nuklir di Indonesia, hanya saja belum dimaksimalkan.

Kalau kita selalu dihantui radiasi,lalu mulai kapan kita akan menikmati energi yang super hemat? Bayangkan, 1 gram Uranium (bahan bakar nuklir) adalah sama dengan 112 kg batubara. Dan pergantian bahan bakar PLTN dilakukan hanya sekali dalam satu setengah tahun. Sungguh sayang sekali kalau hal itu kita lewatkan.

Mari kita jangan terus tutup mata kita. Terapkanlah hal baru. Ini sudah zaman teknologi nuklir, sudah bukan saatnya mengandalkan bahan bakar fosil yang nantinya pasti akan habis. Kita lihat saja perkembangan nuklir di Indonesia.

Semoga membuka hati kita.

Ditulis Oleh : Mas Win // 4:44 PM
Kategori:

7 Komentar:

  1. Semua memang ada plus minusnya. Jika saatnya nuklir dimanfaatkan, kita harus siap dengan segala resikonya.

    ReplyDelete
  2. kalo berbicara soal nuklir, ngeriii sob..
    mendingan dibrantas aja deh...
    TOLAK NUKLIR !!!

    ReplyDelete
  3. Nice post.... jadi mikir nih bagusan pake nuklir atau tidak yahh?? yang jelas, kemakmuran berbanding lurus dengan resiko :)

    ReplyDelete
  4. meski menfaatnya besar tapi resikonya juga besar ya...

    ReplyDelete
  5. nuklir memang sangat berbahaya, tapi jg sangat menguntungkan.
    di indonesia masih bnyk sumber lain seperti air, gas, batu bara dan uranium.

    ReplyDelete
  6. kalau Indonesia jadi benar-benar mengembangkan teknologi nuklir,pasti akan mendapat kendala di bidang hukum nuklir internasional,,soalnya Indonesia bukan termasuk salah satu negera yg menandatangani Pakta Nuklir Internasional..
    jadi harus ngelobi Badan Atom Dunia dulu..

    tapi, salah seorang temanku udah ikut S2 bidang nuklir,,jadi percuma kalau kepandainnya nggak dimanfaatkan..
    tapi lagi,,bagaimana sumber energi lain semisal panas bumi yang melimpah di negara kita??PLN juga sedang membangun pembangkit listrik jenis ini di Gucci dan beberapa daerah lain..

    ReplyDelete
  7. Wah, betul sekali idenya itu. Memang harus dicarikan sumber energi yg baru dan ramah lingkungan. Agar lingkungan yg kita cintai ini bisa awet sampai anak cucu kita nanti.

    ReplyDelete

Komentar bonus nasi bungkus