Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) patut diacungi jempol karena mereka telah berhasil membuat spesies sengon (Albazia falcataria) baru. Bagi sobat yang belum tahu sengon, jangan khawatir. Sengon merupakan tanaman berpa pohon besar. Kayu sengon biasanya digunakan untuk bangunan rumah, membuat papan, perabot rumah tangga, serta untuk pembuatan kertas. Selain itu, kayu sengon juga bernilai ekonomis.
Oleh LIPI, tanaman sengon berhasil diinsersi dengan gen xyloglucanase. Tanaman sengon yang mengandung gen xyloglucanase akan mempunyai daya tumbuh lebih cepat dan mempunyai kadar selulosa lebih besar. Karena mengandung banyak selulosa, tanaman sengon transgenik menjadi mudah dihidrolisis dan dapat menghasilkan bioetanol. Bioetanol merupakan solusi alternatif bahan bakar masa depan. Pohon sengon mempunyai akar tunggang yang kuat sehingga cocok ditanam di daerah yang rawan abrasi (erosi air). Pemerintah Indonesia merekomendasikan untuk menanam pohon sengon transgenik di pantai dan di Daerah Aliran Sungai (DAS) guna mencegah abrasi.
Pemanfaatan tanaman hasil rekayasa genetika sekarang memang menjadi tren. Hal itu dikarenakan tanaman transgenik mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh tanaman biasa. Tercatat pada tahun 2009, ada 25 negara yang menanam tanaman transgenik di lahan total sekitar 800 juta hektar. Tak ketinggalan negara kita juga juga banyak mengutamakan transgenik.
Mayoritas tanaman transgenik yang selama ini diciptakan adalah tanaman pangan, misalkan padi, jagung, dan berbagai jenis palawija. Dengan adanya rekayasa genetika ini, tanaman tersebut dapat diubah menjadi tanaman yang tahan hama dan penyakit, berbuah lebih cepat dan banyak, serta berumur pendek, sehingga lebih cepat dapat dipanen. Tetapi kali ini LIPI membuat jebolan baru yaitu membuat tanaman pohon transgenik. Tanaman sengon transgenik ini merupakan yang pertama di dunia.
Semoga perkembangan ilmu pengetahuan di negara kita semakin maju.
Oleh LIPI, tanaman sengon berhasil diinsersi dengan gen xyloglucanase. Tanaman sengon yang mengandung gen xyloglucanase akan mempunyai daya tumbuh lebih cepat dan mempunyai kadar selulosa lebih besar. Karena mengandung banyak selulosa, tanaman sengon transgenik menjadi mudah dihidrolisis dan dapat menghasilkan bioetanol. Bioetanol merupakan solusi alternatif bahan bakar masa depan. Pohon sengon mempunyai akar tunggang yang kuat sehingga cocok ditanam di daerah yang rawan abrasi (erosi air). Pemerintah Indonesia merekomendasikan untuk menanam pohon sengon transgenik di pantai dan di Daerah Aliran Sungai (DAS) guna mencegah abrasi.
Pemanfaatan tanaman hasil rekayasa genetika sekarang memang menjadi tren. Hal itu dikarenakan tanaman transgenik mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh tanaman biasa. Tercatat pada tahun 2009, ada 25 negara yang menanam tanaman transgenik di lahan total sekitar 800 juta hektar. Tak ketinggalan negara kita juga juga banyak mengutamakan transgenik.
Mayoritas tanaman transgenik yang selama ini diciptakan adalah tanaman pangan, misalkan padi, jagung, dan berbagai jenis palawija. Dengan adanya rekayasa genetika ini, tanaman tersebut dapat diubah menjadi tanaman yang tahan hama dan penyakit, berbuah lebih cepat dan banyak, serta berumur pendek, sehingga lebih cepat dapat dipanen. Tetapi kali ini LIPI membuat jebolan baru yaitu membuat tanaman pohon transgenik. Tanaman sengon transgenik ini merupakan yang pertama di dunia.
Semoga perkembangan ilmu pengetahuan di negara kita semakin maju.
salut buat LIPI atas penemuan kayu sengon nya. diharapkan dengan adanya penemuan ini, hutan indonesia sedikit tertunda kegundulannya, *jaahh bahasaku*
ReplyDeletekarena salah satu manfaatnya untuk dibuat kertas. di PKU sendiri hutan semakin habis sebab di ambil secara legal atau ilegal untuk pabrik-pabrik kertas
@Bintangair: wah, itu yang harusnya dihindari sob. jangan jangan sampai gara-gara hutan dibuat kertas, kita jadi banjir.
ReplyDeletejdi q sbgai plajar hrus ngurangin pmakaian kertas tah kk ?
ReplyDeletejdi g usah blajar donk :D
sengon harus dibudidayakan, manfaatnya banyak. salut juga buat LIPI untuk spesies sengon barunya
ReplyDelete@Aciid: hehe. ngga gitu juga sih sob.
ReplyDelete@Mamah Aline: setuju dengan usulmu sob ^_^
kk,, q dah psang link kk :)
ReplyDeletetpi mohon ijin pembenaran, nama sya ketuker dg link ka damar..
mhon d cek kmbali :)
@Aciid: o ya maaf. sudah saya tukar sob . . .
ReplyDeleteSemoga dengan adanya terobosan baru ini, hutan di Indonesia kembali subur dan hijau,, jangan sampai justru menjadi lahan emas bagi para pembalak liar.. :)
ReplyDeletesalam sahabat mas.. :)
wah artikel yang bermanfaat kawand
ReplyDeleteteruslah melakukan penelitian wahai para peneliti
salam sob
ReplyDeletepenelitian harus terus lanjut
@Ubinkayu Indonesia: promosi ya sob? hehe. boleh2.
ReplyDelete@Advertiyha: itulah penyalahgunaan hutan sob. . .
@Tomo: makasih sob.
ReplyDelete@Kisah Abu Nawas: salam juga sob. . .
Salam Sob. Salut deh buat LIPI atas keberhasilan rekayasa genetikanya.
ReplyDeleteThanks telah mampir,
http://caraku-caramu-carakita.com
Oke sohib...Quantum Artikel dah kupasang juga ya di sidebarku..di kolom Q...makasih ya...
ReplyDelete@Yafiz: OK sob. sama-sama.
ReplyDelete@Belantara Indonesia: sama2 sob . . .
salam sahabat
ReplyDeletesalam kenal dulu ya sekalian izin follow
terima kasih
postingan yang bagus kawan
ReplyDeletelanjutkan n sukses selalu
@Tip Trik BloggerSip makasih sob.
ReplyDeleteharga bibitnya berapa bro???
ReplyDelete